Akupuntur dan akupresur berasal dari Cina telah ada lebih-kurang 3000 tahun SM. Cara Pengobatan ini tumbuh dan berkembang melalui percobaan, pengkajian, penelitian dan kumpulan pengalaman ribuan tahun. Misalnya: adanya peristiwa peperangan dimana seorang prajurit ada yang tertusuk tombak, tertusuk panah atau terkena senjata pada bagian tubuh tertentu. Adanya tusukan - tusukan tersebut ternyata dapat menyembuhkan keluhan-keluhan penyakit yang diderita. Adapun disamping peristiwa penyiksaan musuh atau penjahat dan juga pengalaman orang-orang tertentu yang dilakukan pada diri sendiri, yang akhirnya menjadi suatu hal yang konsisten dan jelas. Selanjutnya hal ini disusun menjadi suatu sistem yang lengkap meliputi: filosofi, teori, dalil- dalil, kaidah-kaidah dan sebagainya dalam cara-cara memeriksa, menentukan penyakit (diagnosa), dan pengobatannya. (terdapat dalam kitab kuno" Huang Ti Neiching Su Wen yang artinya Pengobatan Penyakit. Dalam Klasik dari Kaisar Kuning, ditulis sekitar 2697 tahun SM).
Berdasarkan uraian diatas Akupuntur dan akupresur kemudian menjadi suatu sistem yang lengkap dan konsisten sehingga merupakan satu-satunya jenis Pengobatan yang baku, dan dapat dipelajari secara sistematis melalui suatu metode yang harus dapat dikembangkan secara ilmiah. Tidak diketahui dengan pasti kapan Akupuntur dan akupresur masuk di Indonesia tetapi sejak perang dunia II telah ada, dan secara resmi pada tahun 1963 di RSCM membuka Klinik Akupuntur.
Lalu berkembang menjadi Unit Pelayanan Teknis Rumah Sakit. dalam perkembangannya Akupuntur dan akupresur tidak hanya milik manusia Cina tetapi telah menjadi milik bangsa- bangsa di dunia.Tahun 1979-WHO telah merekomendasikan 43 jenis penyakit yang dapat diobati dengan Akupuntur dan akupresur. Dengan ditetapkannya peraturan MENKES RI No; 1186/menkes/Per/XI/1996 pada tanggal 12 November 1996,a kupunktur dan akupresur resmi dapat diterapkan pada sarana pelayanan kesehatan sebagai Pengobatan alternative disamping pelayanan kesehatan lain pada umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia. Sehingga perawat dalam hal ini boleh melakukan tindakan komplemter salah satuny acupoint sesuai Undang-Undang Keperawatan No. 36 Tahun 2014 pasal 30 ayat 2 bahwa perawat dalam hal ini boleh melakukan tindakan komplementer salah satunya yaitu acupoint.
Akupresur ialah salah satu terapi nonfarmakologi dengan cara memanipulasi tubuh salah stau atau sebagaian anggota tubuh, terapi ini memberikan tekanan dan getaran pada titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan anggota tubuh atau alat bantuan. Adapun terapi akupresur berbeda dengan akupuntur Dimana akupuntur merangsang titik meridian meggunakan alat berupa jarum yang ditusukan dalam tubuh (Nompo, 2020).
Sedangkan terapi akupresur merangsang titik meridian menggunakan tekanan pada permukaan tubuh pada daerah titik meridian pada pasien (Aminudin dkk., 2020)Akupresur disebut juga terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu atau acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri secara alami (Setyowati, 2018).
Qi merupakan Akupuntur atau Akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik titik Akupuntur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi aliran bioenergy tubuh. Qi mengalir dalam suatu Meridian (saluran), jadi inti pengobatan Akupuntur/Akupresur merupakan mengembalikan system keseimbangan (homeostasis) tubuh yang terwujud dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meridian sehingga pasien sehat kembali. Dengan menguatnya qi, daya tahan tubuh menjadi baik, penyebab penyakit dapat dihilangkan secara tidak langsung. Hilangnya penyebab penyakit dan kuatnya qi dapat mengembalikan keadaan yin dan yang sehingga penyakit bisa sembuh dan orang menjadi sehat kembali. (Setyowati, 2018)
Qi (energy vital) mengalir di seluruh tubuh melalui jalur khusus yaitu Meridian. Meridian merupakan jaring yang tidak putus di dalam tubuh, tidak tampak wujud fisiknya, berbeda dengan pembuluh drarah dan syaraf yang terlihat nyata. Jalur meridian perlu diketahui karena hambatan pada aliran qi di meridian bisa mengakibatkan gangguan pada bagian-bagian tubuh yang dilaluinya. Pada jalur meridian terdapat titik-titik akupresur tempat pusat-pusat qi tubuh. Melalui jalur meridian itu pula dapat dilakukan terapi akupresur. (Syaripudin dkk., 2023)
Garis yang melintang dan membujur yang digunakan dalam ilmu Akupuntur Nama jalur-jalur aliran qi yang ada pada manusia yang menghubungkan antar bagian tubuh. Disebut Meridian Garis ini merupakan garis khayal kan garis nyata yang Nampak wujudnya. Dalam Bahasa china meridian ini dinamakan Jing luo, yang terdiri dari jing may (garis mendujar) dan Luo may (garis melintang) Jing luo merupakan saluran yang menyalurkan qi dan darah. (Syaripudin dkk., 2023).
Terapi akupresur merupakan pengernbangan dari ilmu Akupuntur, sehingga pada prinsipnya sama, yang membedakan dengan terapi Akupuntur yaitu terapi akupresur menggunakan jari tangan dan teknik Akupuntur menggunakan jarum. Dengan menggunakan jari tangan maka tindakan secara non invasive diberikan kepada pasien sehingga meminimalkan resiko atau efek samping dari tindakan akupresur (Setyowati, 2018).
Acupoint atau titik-titik meridian Akupuntur atau akupresur merupakan konduktor listrik pada permukaan kulit yang dapat menyalurkan energy penyembuhan yang paling efektif, sehingga penyembuhan energy yang paling bagus dengan menggunakan tititk- titik akupresur. Acupoint bersifat biolistrik memiliki ciri-ciri papillae kulit 2 kali lebih banyak, mengandung kapiler teranyam dengan saraf sensoris, ujung-ujung saraf simpatis sehingga menaikkan konduktivitas kulit diatasnya karena tekanan listriknya rendah. Acupoint terletak di permukaan tubuh, trutama pada lokasi dimana bundle saraf menembus fascia otot atau secara histologis merupakan struktur neo dermal dengan densitas local yang tinggi yang banyak mengandung serabut saraf simpatik (Setyowati, 2018).
Keberadaan acupoint telah dibuktikan oleh berbagai penelitian, diantaranya melalui termografi dengan tujuan membuat visualisasi perubahan-perubahan perfusi perifer selama Akupuntur dengan menggunakan kamera infra merah yang mampu mendeteksi perubahan distribusi suhu. Akupuntur pada titik Pericardium 6 dan Large Intestine 11 memberi efek meningkatkan penyaluran energi ke daerah lengan. Hasilnya adalah adanya peningkatan signifikan suhu perifer selama Akupuntur (Setyowati, 2018).
Pemakaian spektroskopi dan sonografi juga digunakan untuk menginvestigasi efek serebral pada Akupuntur dengan menggunakan near infrared spectroscopy (NIRS) untuk mengukur perubahan oksigenasi serebral regional dan Transcranial Doppler Sonography (TCD) untuk memperoleh informasi tiga dimensi dari area yang spesifik di intracranial. Titik yang dilakukan Akupuntur adalah Neiguan, Qihai, Suzanli, dan Sayinjiao. Hasil yang diperoleh adanya kenaikan oksigen serebral regional dan perubahan aliran yang signifikan dari arteri serebri media selama dilakukan rangsangan titik Akupuntur tersebut (Setyowati, 2018).
Beberapa penelitian di atas meyakinkan bahwa acupoint memang ada dan dapat diketahui serta dapat dibuktikan secara ilmiah. Titik Akupuntur dapat memberikan tanggapan terhadap berbagai jenis rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan mekanis, termis, listrik, magnet maupun perpaduan keempat rangsangan tersebut (Setyowati, 2018).
Didalam akupresur, Satuan dalam menentukan titik akupresur adalah CUN. untuk menentukan titik akupresur yaitu berdasarkan dengan:
1. Tanda- Tanda Anatomi Permukaaan
2. Pengukuran Perbandingan (Bone Cun)
Gambar Pengukuran Perbandingan (Bone Cun)
Sumber : (Ikhsan, 2019)
Pengukuran dengan Jari Tangan (Finger Cun)
Sumber :(Ikhsan, 2019)
Akupresur dapat memanipulasi tubuh dilakukan agar mempengaruhi berbagai organ tubuh sesuai titik meridian sehingga merangsang aliran dalam energi tubuh yang membantu tubuh setiap manusia mengelola stress dan dengan memproduksi hormon endorphin dalam tubuh dan menjadi lebih rileks. dengan tindakan akupresur dapat memberikan rangsangan pada tubuh yang dilakukan menggunakan anggota tubuh atau alat bantu .
Tindakan ini juga bermanfaat sebagai terapi, memberikan sentuhan yang lebih memelihara yang menciptakan rasa nyaman, hangat, dan kepedulian yang lebih besar terhadap hubungan klien dengan kesejahteraan pasien. Akupresur memberi efek langsung pada peredaran darah terutama terhdapa frekuensi jantung. Semakin tinggi frekuensi jantung akan meningkatkan tekanan darah, jika frekuensi jantung menurun tekanan darah juga akan menurun.
Akupresur juga mengurangi nyeri secara otomatis, nyeri berkurang karena rangsang akupresur sekalipun bersifat ringan efek pada frekuensi jantung juga akan turun (Saleh dkk., 2021).
Akupresur bertujuan melancarkan qi meridian-meridian di dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat 12 meridian umum yang mewakili organ-organ dalam tubuh.
1. Paru-paru (Lu-lung)
Paru-paru berfungsi mengatur udara dan membantu jantung dalam melaksanakan fungsinya. Keaadan kulit dan bulu mencerminkan kuat dan lemahnya fungsi paru-paru. Gejala yang muncul bila terdapat kelainan pada paru-paru adalah sesak nafas, mafas berbunyi/bersuara (gejala asma), batuk dan rasa penuh dalam dada, penyakit tenggorokan, kelainan kuli, hidung tersumbat, rhinitis (Setyowati, 2018)
2. Usus besar (LI-Large intestine)
Usus besar berperan dalam mengangkut sisa makanan dan minuman dari lambung serta pembuangan sisa ke urine dan feses. Gejala yang muncul jika terdapat masalah pada usus besar adalah wasir, nyeri usus, usu berbunyi disertai mules dan diare, perut kembung, muka merah, panas, sakit gigi, mulut kering, terasa kaku dan tak bias bergerak bebas pada bahu, lengan serta tangan. (Setyowati, 2018)
3. Lambung (St-stomach)
Lambung merupakan sumber penampungan makanan dan minuman, tempat terjadinya pengolahan makanan. Setelah diolah menjadi sari-sari makanan akan disalurkan kesemua organ, sehingga organ bias menjalankan fungsinya masing-masing. Gejala yang muncul bila terdapat masalah pada lambung yaitu diabetes, badan kurus meskipun nafsu makan banyak, susah menelan, perut kembung, nyeri lambung, cegukan, berliur, pembengkakkan leher, kelainan dan kemupuhan otot tungkai. (Setyowati, 2018)
4. Limpa (Sp-spleen)
Fungsi utama limpa mengangkut sari makanan yang dihasilkan oleh lambung. Limpa mempengaruhi atau mengatur darah. Limpa juga mengatur seluruh otot dalam badan dn menentukan kekuatan keempat alat gerak. Gejala yang muncul bila terjadi kelainan pada limp adalah lidah menjadi kaku, pangkal lidah nyeri, mual, nyeri epigastric (ulu hati), sering menarik nafas dalam, rasa tubuh menjadi berat, diare dengan campuran feses yang keras (Setyowati, 2018).
5. Jantung (Ht-heart)
Jantung adalah organ utama yang mengandalikan oragan-organ lainnya, mengatur pergerakan dari keempat alat gerak dan tulang, perubahan-perubahan pada tiap pikiran (rasio) dan emosi. Jantung mempengaruhi cara berfikir, perubahan emosi dan keadaan mental. Jantung memiliki pern utama dalam peredaran darah dan pembuluh darah. Gejala yang terjadi jika terdapat masalah pada jantung antara lain menurunnya nafsu makan, sulit tidur, badan kurus tidak bertenaga, kulit pucat dan kering, melankolis, pemurung, manis, euphoria, nyeri pada ulu hati, nyeri pada belikat, nyeri bagian dalam lengan disertai rasa haus dan kulit tangan dingin (Setyowati, 2018).
6. Usus kecil (SI-small intestine)
Usus kecil menerima makanan dan minuman dari lambung kemudian mengolahnya. Sari makanan dan minuman disalurkan kesalurannya menuju kejantung lalu ke paru-paru dengan pengaruh daya pengangkutan limpa, sedangkan sisa-sisa makanan diteruskan ke usus besar. Gejala yang muncul jika terjadi kelainan pada usus kecil antara lain melena, hemoroid, nyeri tenggorokan dan tonsilofaringitis, bahu terasa seperti patah, tuli, mata kuning, ngilu, nyeri dan ngili dari daerah Icher bagian luar kemudian menjalar kedaerah lengan sampai tangan (Setyowati, 2018)
7. Kandung kemih (BI-bladder)
Kandung kemih berfungsi untuk pengaturan cairan. Kandung kemih menerima hasil pengolahan makanan dari dari lambung dan usus kecil yang berbentuk cairan, kemudian mengatur pengeluarannya melalui urin/berkemih. Gejala yang terjadi jika terdapat masalah pada kandung kemih antara lain tidak bias berkemih, berkemih hanya sedikit dan menetes, kaku pada punggung, mata sakit, leher nyeri. (Setyowati, 2018)
8. Ginjal (Ki-Kidney)
Ginjal berhubungan dengan kegiatan kerja dan kepandaian/kecerdasan. Ginjal merupakan organ yang bekerja berat sehingga membutuhkan banyak energy. Ginjal merupakan organ penyimpanan dan pengaturan sari makanan dan system reproduksi, mengatur tulang, membentuk sumsum dan mempunyai hubungan dengan otak. Gejala yang muncul jika terjadi kelainan ginjal antara lain mudah marah, mudah lupa, semangat tidak stabil, lamban, kaki tangan dingin, bengkak (edema), pinggang kaku, lumbago, pergerakan alat gerak tidak dapat dikontrol, lemah dan tidak bertenaga, asites, hidrotorak, tidak ada nafsu makan, penglihatan kabur, mudah terasa takut dan sukar buang air besar dan kecil.(Setyowati, 2018).
9. Perikardium (Pc-pericardium)
Perikardium berfungsi sebagai pelindung dari jantung dan juga mewakili pekerjaan jantung. Gejala yang terjadi jika terdapat masalah pada pericardium umumnya sama dengan penyakit jantung, rasa panas pada telapak tangan, bahu dan siku kejang, nyeri pada dada, dada terasa sesak, gelisah, muka merah serta tertawa yang sulit dihentikan. (Setyowati, 2018)
10. San ciao (TE-triple energizer)
San ciao merupana kantung besar yang melindungi bagian dalam terhadap pengaruh luar, memberikan qi untuk semua organ, mulai dari ongga dada terus kebawah ke rongga pinggul. Hampir semua kelainan ada hubungannya dengan san siao, contohnya paerut kembung, nyeri iga, lidah kering, haus tenggorokan tersumbat, muntah dengan rasa asam, nyeri dada dan punggung, sesak dan batuk, diare, tuli, tampak tolol, tak bersemangat dan kaku pada pundak. (Setyowati, 2018)
11. Kandung Empedu (GB-gallbladder)
Kandung empedu adalah kantong yang menyimpan empedu yang berasal dari hati. Dari kandung empedu, empedu dieksresikan ke usus halus untuk menyempurnakan proses pencernaan yang sudah terjadi sebelumnya dilambung. Gejala yang terjadi jika terdapat masalah pada kandung empedu antara lain insomnia, ketakutan, rasa khawatir, ragu- tenggorokan, nyeri sudut mata, pembengakakkan dibawah iga, banyak keluar keringat dan merasa dingin, baal dan nyeri bagian dada, iga, pantat, tungkai bagian bawah lateral, sampai kekaki bagian lateral. (Setyowati, 2018)
12. Hati (LR-lever)
Hati berfungsi untuk menyimpan darah serta mengatur jumlah darah, memberikan perlindungan terhadap serangan luar dan serangan mental. Hati merupakan pengatur otot tendon sehingga mempengaruhi pergerakan dari keempat alat gerak dan memegang peranan penting dalam fungdi alat kelamin (penis). Gejala yang muncul jika terjadi kelainan pada hati antara lain impotensi. Leukorea, hernia, enuresis, inkontinesia urin, retensi urin, skroum mengecil dan gejala gatal-gatal pada genetalia. (Setyowati, 2018).
Adapun cara melakukan akupresur terdapat beberapa cara untuk memijat yaitu dengan cara menekan secara ringan, sedang dan keras. Namun ada beberapa cara menggunakan tangan, beras temple, benda tumpul, api moksa yang dibakar serta didekatkan ke daerah yang sakit dan ulangi beberapa kali. Sebelum dipijat, diolesi minyak agar kulit tidak lecet. (Setyowati, 2018).
Menekan
Penekanan dapat dilakukan dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah yang disatukan dalam kepalan tangan. Penekanan di daerah keluhan dengan tujuan untuk mendeteksi jenis keluhan meridian atau organ selain untuk melancarkan aliran energy dan darah.(Syaripudin dkk., 2023)
Memutar
Memutar dilakukan di daerah pergelangan tangan atau kaki. Tujuan dari metode memutar adalah meregangkan dan merelaksasikan otot-otot yang mengalami ketegangan. (Syaripudin dkk., 2023)
Mengetuk
Mengetuk biasanya melibatkan gerakan mengetuk-ngetuk titik-titik meridian organ. Biasanya dengan jari tengah atau ibu jari, telunjuk dan jari tengah yang disatukan. Dilakukan setiap 2 atau 3 detik sekali selama beberapa menit. (Syaripudin dkk., 2023)
Menepuk
Menepuk digunakan untuk mendorong aliran energy dan darah. Caranya dengan menepuk telapak tangan yang terbuka pada berbagai meridian sebanyak 5 s.d 10 kali.(Syaripudin dkk., 2023) .
Menarik
Menarik digunakan untuk menarik jari jari tangan atau kaki dengan cara diurut terlebih dahulu kemudian ditarik perlahan menggunakan jari jempol dan telunjuk dengan tenaga yang pelan dan tidak secara mendadak.(Syaripudin dkk., 2023).
Jumlah pijatan disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami pasien. Apabila kondisi energy dalam tubuh lemah, maka pijatan dikuatkan dengan jumlah pijatan 30 kali (penguatan) apabila kondisi energy yang ada dalam tubuh terlalu kuat maka dilemahkan dengan jumlah 50 Kali (Pelemahan).(Syaripudin dkk., 2023).
Berdasarkan buku ”A Practical Guide to Acu-points” (Jarmey & Bouratinos, 2008) menyebutkan terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan titik acupoint, diantaranya:
1. Menentukan titik berdasarkan dengan Area (Lokal dan distal)
2. Menentukan titik berdasarkan dengan syndrome
3. Menentukan titik berdasarkan dengan penyakit.
Menentukan titik berdasarkan dengan Area (Lokal dan distal)
Menentukan titik berdasarkan dengan syndrome
Menentukan titik berdasarkan dengan penyakit
Sementara dalam buku Acupuncture Therapy for Neurological Diseases (2010) menyebutkan Acupoint yang umum digunakan untuk mengobati Hipertensi diantaranya adalah:
1. Tinggong (S1-19)
2. Gongsun (SP-4)
3. Quchi (L1-15)
4. Sayinjiao (SP-6)
5. Taichong (LR-3)
6. Fenglong (ST-40)
7. Yongquan (KL-1)
8. Taixi (KL-3)
9. Zusanli (ST-36)
10.Baihui (DU-20)
11. Ganshu (BL-18)
12.Fengchi (GB-20)
13.Shenshu (BL-23)
14.Zhongwan (RN-13)
15.Fuliu (KL-7)
16.Touwei (ST-8)
17.Dazhui (DU-14)
18. Qimen (LR-14)
19. Tianshu (ST-25)
20.Tianzhu (BL-10)
21.Jianjin (GB-21)
22. Feishu (BL-13)
23. Jueyinshu (BL-14)
24. Pishu (BL-20)
25.Neiguan (PC-6)
26.Guanyuan (RN-7)
27. Dachangshu (BL-25)
Titik akupresur yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada buku Chris jarmey and Ilaira Bouratinos tahun 2008, dimana didalamnya disebutkan bahwa titik akupresur untuk hipertensi diantaranya adalah St-9, Liv-2, -3, LI-11, -4, Sp-6, Kd-6, GB-20, -21, SJ-5, SI-3, Du-14.
Albert. (2012). Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2009. Universitas Sumatera Utara.
Ali, W., Nathan, S., Funaki, B., Eggener, S., & Bakris, G. (2020). An Unusual Case of Resistant Hypertension Secondary to Fibromuscular Dysplasia. JACC: Case Reports, 2(15), 2460–2464. https://doi.org/10.1016/j.jaccas.2020.08.012
American Heart Association. (2023, Juni 7). Types of Blood Pressure Medications. American Heart Association. https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/changes-you-can-make-to-manage-high-blood-pressure/types-of-blood-pressure-medications
Aminudin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur (Vol. 6, Nomor 1). http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m
Bachtiar, I., Pratama, A., Fathnin, H., & Budiono, I. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES.
Copeland, I., Posey, J., Hashmi, S., Gupta, M., & Hanchard, N. (2018). UNDERSTANDING THE GENETIC ETIOLOGY OF CHILDHOOD ONSET ESSENTIAL HYPERTENSION. JACC Journal, 71(11).
Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. (2022). Profil Kesehatan.
Garwahusada, E., & Wirjatmadi, B. (2020). Hubungan Jenis Kelamin, Perilaku Merokok, Aktivitas Fisik Dengan Hipertensi Pada Pegawai Kantor. media gizi indonesia. https://doi.org/10.204736/mgi.v15i1.60-65
Handayani, I., & Wahyuni, S. (2021). Efektivitas Daun Seledri terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Pembantu Berngam Kota Binjai Tahun 2021. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 6(2), 112. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v6i2.241
Harahap, R. A., Kintoko Rochadi, R., & Sarumpaet, S. (2017). PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) DI WILAYAH PUSKESMAS BROMO MEDAN TAHUN 2017.
Harahap, R. A., Rochadi, R. K., & Sarumpae, S. (2018). Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki Dewasa Awal (18-40 Tahun) di Wilayah Puskesmas Bromo Medan Tahun 2017. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 1(2). https://doi.org/10.24912/jmstkik.v1i2.951
Ikhsan, M. N. (2019). Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi. Bhimaristan Press.
Iqbal, A. M., & Jamal, S. F. (2024). Essential Hypertension. StatPearls.
Iqbal, M., & Handayani, S. (2022). Terapi Non Farmakologi pada Hipertensi. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 6(1), 41–51. https://doi.org/10.52643/jukmas.v6i1.2113
James, P. A., Oparil, S., Carter, B. L., Cushman, W. C., Dennison-Himmelfarb, C., Handler, J., Lackland, D. T., LeFevre, M. L., MacKenzie, T. D., Ogedegbe, O., Smith, S. C., Svetkey, L. P., Taler, S. J., Townsend, R. R., Wright, J. T., Narva, A. S., & Ortiz, E. (2014). 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults. JAMA, 311(5), 507. https://doi.org/10.1001/jama.2013.284427
Jarmey, C., & Bouratinos, I. (2008). A Practical Guide to Acu Points. Lotus Publishing.
Johanes Adrian, S. (2019). Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru pada Dewasa.
Kartika, M., & Mirsiyanto, E. (2021). FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWANG KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2020 Risk Factors Related to Hypertension at Rawang Community Health Center Working Area, Sungai Penuh District 2020 (Vol. 5, Nomor 1).
Kartika, M., Subakir, S., & Mirsiyanto, E. (2021). Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2020. Jurnal Kesmas Jambi, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i1.12396
Kemenkes RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional (1). Dalam Laporan Riskesdas.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasional.
Kurniasih, D., Pangestuti, D. R., Aruben, R., Peminatan, M., Kesehatan, G., Semarang, U., Dosen, ), Gizi, B., & Masyarakat, K. (2017a). HUBUNGAN KONSUMSI NATRIUM, MAGNESIUM, KALIUM, KAFEIN, KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang Tahun 2017) (Vol. 5). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Kurniasih, D., Pangestuti, D. R., Aruben, R., Peminatan, M., Kesehatan, G., Semarang, U., Dosen, ), Gizi, B., & Masyarakat, K. (2017b). Hubungan Konsumsi Natrium, Magnesium, Kalium, Kafein, Kebiasaan Merokok Dan Aktivitas Fisik Dengan Hipertensi Pada Lansia (Studi Di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang Tahun 2017) (Vol. 5). http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
LeWine, H. E. (2023, Juni 19). Secondary Hypertension. Harvard health Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544305/
lindquist Ruth, Traacy, M., & snyder mariah. (2018). Complementary and Alternative Therapies in Nursing. Springer publishing company.
Majid, Y. A., & Rini, P. S. (2016). Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang dan Nyaman serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan.
Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi. Wineka Media.
Nompo, R. (2020). Pengaruh Aplikasi Akupuntur Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(2). https://doi.org/10.30651/jkm.v5i2.6608
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi ke-5. Dalam Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi ke-5. http://www.penerbitsalemba.com
Open Data Jabar. (2022). Jumlah Penderita Hipertensi yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
Saleh, R., Amirudin, Z., Sri Harnany, A., Keperawatan Pekalongan, P., Keperawatan, J., & Kesehatan Kemenkes Semarang, P. (2021). Efektifitas Metode Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) terhadap Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Nadi pada Remaja Dysmenorrhea. https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/LIK
Setyowati, H. (2018). Akupresur untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian (M. K. Wijayanti, Ed.). UNIMMA PRESS.
Sugiyono. (2018a). METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D.
Sugiyono, D. (2018b). Metode Penelitian kuantintatif, kualitataif dan R&D/sugiyono. Alfabeta.
Sutriyawan, A., Miranda, T. G., Yusuf, A. A., & Fardhoni. (2023). Analisis Data Penelitian Kuantitatif Bidang Kesehatan (R. Trisnadewi, Ed.). PT. Refika Aditama.
Syapitri, H., Amila, & Aritonang, J. (2021). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan (Nadana Aurora Hawa, Ed.). Ahlimedia Press.
Syaripudin, A., Dewi Amir, M., & Karlina Nonok. (2023). Keperawatan Komplementer: Aplikasi Acupoint Pada Penyakit Hipertensi.
Warjiman, Ermeisi Unja, Yohana, G., & Fransiska dwi hapsari. (2020). Skrining dan Edukasi Penderita Hipertensi (Vol. 2, Nomor 1).
WHO. (2023a). World Health Statistics 2023: Monitoring health for the SDGs Sustainable Development Goals. https://www.who.int/publications/book-orders.
WHO. (2023b, Maret 16). Hypertension. WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
Zubaidah, Z., Maria, I., Rusdiana, R., Pusparina, I., & Norfitri, R. (2021). The Effectiveness of Acupressure Therapy in Lowering Blood Pressure in Patients with Hypertension. Indonesian Journal of Community Health Nursing, 6(1), 33. https://doi.org/10.20473/ijchn.v6i1.26659