Majalengka, 18 Agustus 2024 - Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Desa Pinangraja menggelar sebuah drama kolosal. Dusun Candrayuda tampil sebagai penyelenggara dengan mengangkat tema "Palagan Sindangkasih," sebuah pertempuran bersejarah yang terjadi di wilayah Kerajaan Sindangkasih.
"Drama kolosal ini digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia," ungkap Dede Endang Sutisna S.Pd.I, Kepala Dusun Candrayuda, saat ditemui di lokasi acara.
Palagan Sindangkasih merujuk pada pertempuran yang terjadi pada masa Kerajaan Sindangkasih di bawah pimpinan Ratu Nyi Rambut Kasih. Dalam drama ini, diceritakan bagaimana kerajaan tersebut berhasil mempertahankan diri dari serangan kolonial Belanda yang bersekongkol dengan sekelompok perampok pada tahun 1819. Pertempuran tersebut dipimpin oleh Senopati Tapa, Senopati Kulur, dan Senopati Cibolang yang akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Belanda.
"Palagan Sindangkasih adalah simbol perlawanan rakyat terhadap penjajah, dan melalui drama ini kami ingin mengenang semangat juang para pahlawan," ujar H. Iryanto, penulis naskah drama kolosal tersebut.
Pertunjukan yang berlangsung di halaman desa ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebuah momen refleksi bagi warga untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan tanah air.
Pemain drama terdiri dari ketua RW dan RT di Dusun Candrayuda, warga setempat, serta para pemuda dari komunitas Candrakala.
"Alhamdulillah, ini adalah kehormatan besar bagi kami, generasi muda, untuk dapat berkontribusi dalam drama ini. Selain memeriahkan HUT ke-79 RI, kami juga belajar banyak tentang sejarah Kerajaan Sindangkasih," ujar M. Fahad Al Farez, Ketua Umum Pemuda Candrakala.
Acara ini sukses menarik perhatian warga dan menjadi salah satu puncak perayaan kemerdekaan di Desa Pinangraja, sekaligus menjadi sarana edukasi sejarah bagi generasi muda.